Kamis, 07 Juni 2012

Mungkinkah Desa Mandiri

Beberapa tahun belakangan, pemerintah mencanangkan Desa Mandiri Energi dan Desa Mandiri Pangan. Dilihat dari sisi konsep sepertinya sangat menjanjikan. Pada pelaksanaamnya, tampak masih terseok seok. Memang, belum diketahui dengan pasti apa penyebabnya. Namun dilihat dari sudut SDM, ada kecenderungan konsep ini belum dapat diserap atau di mengerti oleh aparat desa. 

Barangkali dalam penerapan sebuah program, termasuk pencanangan desa mandiri, akan lebih baik pemerintah melakukan sosialisasi dan pembekalan. Selain itu, juga ditunjuk konsultan pendamping dengan memamfaatkan tenaga sarjana penggerak pembangunan desa (SPPD) sampai program itu dapat berjalan dengan baik. 

Ada beberapa kriteria untuk menjadikan sebuah desa mandiri. 
- Aparat desa berwawasan marketing bukan hanya sebagai aparat 
- Mengembangkan potensi sumber daya alam 
- Menumbuhkan roda perekonomian 
- Mengembangkan potensi ketrampilan warga 
- Mengembangkan industri rumahan yang ada 
- Mengundang investor dari sekala kecil sampai skala besar 
- Ramah lingkungan 
- Mengembangkan wisata desa melalui penginapan nuasa desa, wisata sambil olah raga, outbond dll yang menarik wisatawan. 

Mungkinkah desa mandiri? 
Jawabannya adalah mungkin. Tetapi banyak persyaratan untuk menjadikannya mungkin. Diperlukan Kepala desa dan perangkat yang berwawasan kewira usahawan serta didukung infrastruktur. Sebagai Kepala desa dia harus memposisikan dirinya seolah-olah seorang Manager Perusahaan di wilayahnya. Ia harus jeli mempromosikan dan mengembangkan semua potensi, seperti potensi Sumber daya alam, potensi usaha rumahan serta potensi ketrampilan warga . 

Selain sebagai manajer, ia juga perlu bertindak sebagai broker bagi produk-produk hasil olahan masyakat, tentunya harus menguntungkan usaha warga sendiri. Promosi dan pemasarannya akan lebih membantu mengunakan jaringan internet ataupun bermitra dengan assosiasi perdagangan , apakah pasar dalam negri ataupun luar negri. Sebagai imbalan Kepala desa mendapat keuntungan dari selisih harga produsen dengan pembeli. Hal yang wajar dan harus terbuka tentunya. 

Banyak hal yang bisa digarap untuk menjadi desa mandiri. Yang paling utama dalah mengembangkan potensi sumber daya alam. Salah satu variable sukses dan tidaknya usaha adalah penyesuaian pasar dan ketersedian sumber alam. Berbeda dengan provinsi wilayah dekat Jakarta akan lebih mudah memasarkan semua produk karena Jakarta akan menyerap apapun olahan hasil alam. 

Sebagai contoh, desa merupakan salah satu penghasil kayu lokal seperti sengon dan bambo. Kayu sengon akan sangat berharga apabila diolah menjadi meuble dengan dicampur bahan triplek. Pasar jenis ini sedang marak khususnya buat kalangan ekonomi menengah kebawah. Disamping bentuknya menarik harganya pun jauh lebih terjangkau. Bambu pun sangat menarik digunakan sebagai bahan meuble disamping dibuat produk lainya seperti kerajinan tangan ( souvenir). Hal seperti inilah diperlukan kecakapan kepala desa untuk menumbuhkan kepada warga bagaimana bahan baku diolah manjadi produk menarik dan mempunyai nilai jual lebih baik. Tentunya Kepala desa membantu memfasilitasi dan memasarkan produk tersebut. 

Untuk menggalang kekuatan usaha perlu diadakan kelompok usaha/ kerja sesuai kategori masing-masing produk. Semua kelompok harus saling komunikasi dan mendukung dalam segala hal mulai dari standar harga sampai modifikasi produk. Lebih baik lagi apabila mengoptimalkan informasi perkembangan produk melalui media internet. Dengan tujuan akhir mempunyai nilai tawar yang tinggi. 

Program padat karya. Untuk memberdayakan warga usia produktif maka kepala desa dapat mengusulkan kepada pemda setiap adanya proyek infrastruktur di lingkungan desa pelaksanaanya dilakukan sendiri oleh warga secara gotong royong. Disamping warga menikmati hasil pembangunan juga dapat menambah sumber pendapatan. Dibandingkan dengan program BLT beberapa tahun yang lalu sepertinya lebih mendidik bila dengan cara demikian,terkecuali bagi warga usia lanjut yang secara fisik tidak mampu bekerja memang harus mendapat santunan. 

Menumbuhkan dan mengembangkan industri rumahan yang sudah ada. Hal ini juga dapat menjadikan desa mandiri atau memberikan pendapatan pada desa. Dalam hal ini Kepala desa dan jajaranya membantu pemasaran baik melalui internet ataupun bermitra dengan assosasi besar yang bersedia bekerja sama. 

Beberapa industri kecil biasanya merangkul industri rumahan membuat hasil olahan dari kekayaan alam yang tersedia,. Seperti bambu menjadi sumpit atau tusuk gigi. Untuk menarik industri besar tentunya diperlukan pejuangan yang berat. Desa dituntut berkerja sama dengan pemerintah pusat melalui kementrian terkait juga pemerintah daerah. 

Idealnya, bila ada investor besar masuk maka efek domino perekonomian akan terjadi. Usaha rumah kost, usaha warung makan dan yang lainnya akan tumbuh dan menambah income masyarakat desa . 

Akan lebih baik bila kepala desa mampu menggaet investor berskala kecil dan besar berinvestasi atau membuka usaha di wilayah desa. Tentunya kepala desa memberi kemudahan proses investasi. Yang tak kalah pentingnya adalah warga desa bersama-sama menjamin kenyamanan berusaha sehingga lebih menarik buat investor. Bila sudah ada jaminan, investor senang mempekerjakan warga local yang bermuara pada penyerapan tenaga kerja. 

Ramah Lingkungan. Kepala desa mengkoordinir warga melalui Rukun Warga dan Rukun Tetangga membuat lingkungan asri dan produktif. Melalui RW dan RT itu, diintruksikan agar pekarangan rumah dan lahan pinggir jalan ditanami satu atau dua jenis tanaman perdu, seperti cengkeh dan pala, Karena berskala besar. desa perpotensi menjadi sentra penghasil buah tersebut. Yang terpenting, akan bermuara pada penambahan pendapatan warga. Teknis pelaksanaanya dibentuk koordinator di masing-masing RT/RW dengan melibatkan pemuda sebagai pelaksana dan strategi perawatan proses produksinya. 

Seni dan budaya. Desa harus menggali potensi industri kreatif dari warga sekitar , misalnya menyanyi. Ini dapat dilakukan dengan cara lomba menyanyi atau audisi bagi warga desa. Pemenangnya akan dipromisikan sekaligus di rekomendasikan kepada warga yang akan melakukan acara pesta perkawinan atau acara lainnya. Diharapkan juga potensi warga ini dapat dikembangkan di kawasan lebih luas hingga desa sekitar ataupun ke wilayah kota. Selain itu, desa juga memfasilitasi alat music modern ataupun tradisional. Alat musik tersebut dapat disewakan kepada masyarakat, pendapatan uang sewa dugunakan menambah jenis alat musik dan perawatan . 

Olah Raga. Untuk meningkatkan dan menumbuhkan potensi dan prestasi warga diadakan kompetisi antar SD, SMP, SMA dan club lokal secara rutin dan berkesinambungan dalam buidang olag raga. Khususnya olah raga yang murah dan berpotensi. Seringnya iven olahraga dapat meningkatkan prestasi dan menumbuhkan kecintaan olah raga pada masyarakat. Diharapkan akan muncul atlit-atlit berprestasi skala nasional, bahkan dalam lingkup lebih luas. 

Potensi Wisata. Belakangan ada semacam tren, kembali ke desa. Banyak bermunculan wisata desa dimana turis di suguhi kehidupan dan alam pedesaan yang bersahaja . Semua ini dapat tercapai dengan pengelolaan alam yang ramah lingkungan dan arif. ** 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar